FEED GAS TO GAS ENGINE
(Dew point control)
Process flow diagram diatas adalah salah satu contoh untuk treating gas sebelum dibuat untuk fuel gas engine kita, mengapa demikian ? karena jika gas engine kita feed dengan wed gas (untreated gas) maka besar sekali kemungkinan mesin kita rontok karena banyak hal diantaranya kondensasi gas, detonasi (knock) dll akan dibahas pada entry selanjutnya.
PFD diatas adalah sebuah process yang disebut dengan JT Plant yang mana technologinya memanfaatkan experimen dari pak J.P. Joule dan Pak W. Thomson maka nya orifice yang mereka temukan itu diberi nama Joule thomson valve...simple ya .....
Ok singkat kata isi dari penemuan mereka adalah jika suatu gas di expand (di begar kan) maka secara otomatis tempertur nya juga akan turun yang mana hal ini sesuai dengan rumus : P.V = n R T. (untuk otak atik rumus nya saya yakin anda bisa lah...hehe... yang jelan n = jumlah mol dan R = tetapan pasti yang biasanya pakai nilai 8.3145 J mol^-1 K^-1). Pertanyaan yang pertama timbul kenapa suatu campuran hydrocarbon harus didinginkan terlebih dahulu ? apa sih yang di harapkan ? begini ceritanya ....eng...ing...eng..... setiap gas (hydrocarbon compound) selalu akan terdiri dari methane, ethane, prophane, buthane dst. diantara mereka itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam hal dew point (titik embun) dan bubble point (titik buih) lebih jelas nya mari kita perhatikan diagram fase dibawah ini (kubah fasa multi komponen hydrocarbon):
kalau kita baca dari sebelah kiri adalah daerah fasa cair terus yang di tengah adalah fasa campuran dan yang paling kanan adalah fasa uap, apabila suatu gas dalam fasa campuran dalam tekanan dan temperature tertentu sehingga fasa campuranya dalam fasa cair seluruhnya kemudian dinaikan temperatur nya dalam tekanan tetap maka sampai lah pada titik dimana akan timbul bubble atau gelembung air pertama kali yang menandakan bahwa fasa campuran tadi akan berubah bentuk menjadi fasa uap, nah pada saat munculnya gelembung pertama tadi di temperature berapa catat itu lah bubble point nya begitu juga dengan dew point.
Dari uraian diatas didapatkan kesimpulan bahwa jika suatu fasa campuran gas di dinginkan maka akan berubah menjadi cair, namun hal tersebut terjadi secara parsial alias tidak seluruh komponen nya akan menjadi cair tergantung dari senyawa gas nya sebagai contoh senyawa gas C5++ suhu ruang saja sudah dalam bentuk liquid atau cair C5 sendiri akan berbentuk cair pada temperature 36.1 DC berbeda lagi dengan propane yang membutuhkan suhu - 42 DC untuk menjadi cair terlebih methane yang memerlukan suhu - 164 DC untuk mencair, sehingga disini dengan menurunkan suhu hydrocarbon maka secara otomatis akan didapatkan gas yang lebih dry sedikit komponen heavy hydrocarbon nya dengan GHV as per GPA biasanya antara 950 Btu/SCF sampai 1100 Btu/SCF.
Kembali lagi ke JT plant diatas, bahwa wed gas akan masuk melalui gas to gas heat exchanger untuk melakukan pre cooling stage 1 kemudian pre cooling stage 2 di gas to liquid heat exchanger pada tekanan kurang lebih 1300 Psig baru kemudian di expansi kan melalui JT Valve sehingga temperaturenya akan menurun drastis sehingga terpecah menjadi dua komponen yaitu gas (mostly methane, ethane ...) dan liquids (heavier hydrocarbon) di dalam cold separator vessel. liquids hasil separasi akan dikirim untuk process selanjutnya (NGL recovery) dan treat gas dapat langsung digunakan untuk feed gas engine. jika treat gas akan di transmisikan lagi via pipe line maka masih harus dilakukan satu lagi process yaitu gas dehydration system yang insyaAllah akan kita bahas menyusul.
Ok sampai ketemu di entry selanjutnya ......